Dalam dunia medis, hati dikenal sebagai organ vital yang bertugas menyaring racun, memetabolisme nutrisi, dan menyimpan energi dalam bentuk glikogen. Namun dalam tradisi pengobatan Timur—terutama dalam pengobatan Tiongkok kuno—hati juga diyakini memiliki kaitan erat dengan kondisi emosional, khususnya perasaan marah. Meski terdengar filosofis, hubungan ini ternyata juga memiliki penjelasan logis dari sisi kesehatan modern. Berikut artikel ini kita akan membahas tentang Kesehatan hati dan hubungannya dengan emosi marah.
Fungsi Hati dalam Tubuh
Ia bertanggung jawab untuk:
-
Menyaring darah dari racun dan zat kimia berbahaya
-
Mengatur kadar gula darah
-
Menghasilkan empedu yang membantu pencernaan lemak
-
Menyimpan vitamin dan mineral penting
Ketika hati terganggu, baik karena pola makan tidak sehat, stres berkepanjangan, atau konsumsi alkohol dan obat-obatan, maka berbagai sistem tubuh ikut terganggu. Salah satu dampak yang kerap terabaikan adalah perubahan kondisi emosional.
Hubungan Antara Hati dan Emosi Marah
Dalam pengobatan tradisional Tiongkok, hati diyakini sebagai pusat pengaturan emosi, terutama kemarahan. Ketika fungsi hati tidak optimal, energi (chi) dalam tubuh dianggap stagnan atau terhambat. Hal ini kemudian diyakini memicu emosi marah yang meledak-ledak atau muncul tanpa sebab jelas.
Pandangan ini ternyata tidak sepenuhnya bertentangan dengan sains modern. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa gangguan fungsi hati kronis, seperti sirosis atau perlemakan hati, sering disertai dengan gejala psikologis seperti mudah tersinggung, lekas marah, dan bahkan depresi. Ini bisa terjadi karena hati yang tidak sehat memengaruhi kadar hormon dan keseimbangan neurotransmiter dalam otak, termasuk serotonin dan dopamin, yang berperan dalam mengatur suasana hati.
Stres, Hati, dan Lingkaran Emosi Negatif
Stres emosional yang kronis juga bisa berdampak langsung pada kesehatan hati. Ketika seseorang sering mengalami kemarahan atau stres, tubuh melepaskan hormon stres seperti kortisol dalam jumlah besar. Hormon ini dapat mengganggu metabolisme hati dan mempercepat kerusakan jaringan hati dalam jangka panjang.
Sebaliknya, ketika fungsi hati mulai menurun, tubuh lebih sulit menetralisir racun dan hormon berlebih, yang dapat memperburuk kondisi emosional seseorang.
Cara Menjaga Kesehatan Hati dan Emosi
Agar hati tetap sehat dan emosi marah dapat dikendalikan, berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan:
-
Perbaiki pola makan: Kurangi konsumsi lemak jenuh, gula berlebih, dan alkohol. Perbanyak makanan tinggi serat, sayuran hijau, dan buah-buahan yang mendukung detoksifikasi hati.
-
Kelola stres dengan baik: Praktikkan teknik relaksasi seperti pernapasan dalam, meditasi, atau olahraga ringan seperti yoga.
-
Tidur cukup dan teratur: Tidur yang berkualitas membantu proses regenerasi hati.
-
Olahraga rutin: Aktivitas fisik memperlancar aliran darah dan membantu hati dalam proses metabolisme.
-
Perhatikan sinyal tubuh: Jika sering merasa mudah marah atau lelah tanpa sebab, bisa jadi itu tanda hati mulai terbebani. Periksa kondisi kesehatan secara berkala.
Kesimpulan
Hubungan antara hati dan emosi marah tidak hanya relevan dalam kerangka pengobatan tradisional, tetapi juga bisa dijelaskan secara ilmiah. Kesehatan hati sangat memengaruhi keseimbangan kimia dalam otak yang bertanggung jawab terhadap emosi. Begitu pula sebaliknya, kondisi emosional yang tidak stabil dapat memberi tekanan pada kerja hati. Oleh karena itu, menjaga kesehatan hati bukan hanya urusan fisik, tetapi juga menyangkut stabilitas emosi dan kesejahteraan mental secara menyeluruh.